PENGERTIAN IMAN KEPADA QADA DAN QADAR
Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering mendengar orang berkata “memang ini sudah taqdir dari Allah”. Pada umumnya kalimat tersebut dikatakan saat seseorang menerima musibah atau mengalami kesulitan hidup. Untuk mengetahui benar atau salahnya ucapan tersebut, kita perlu memahami arti taqdir (qada dan qadar)

1.      Arti Qada dan Qadar
Qada menurut bahasa  ada beberapa arti yaitu ketentuan, ketetapan, hukum, perintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan, dan memutuskan sesuatu perkara dengan ucapan atau perbuatan. Pengertian qada menurut istilah adalah ketetapan atau ketentuan Allah sejak zaman azali (sebelum adanya_alam ini) yang belum diketahui oleh makhluk dan belum terlaksana, tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluknya sesuai dengan iradah (kehendak Allah) meliputi baik buruk, hidup dan mati dan seterusnya.
Qadar menurut bahasa adalah berarti kepastian, peraturan, ukuran, dan kuasa mengerjakan sesuatu. Pengertian qadar menurut istilah adalah perwujudan ketetapan (qada) terhadap sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya yang telah ditentukan dan telah terlaksana sesuai dengan iradah Allah. Firman Allah dalam Al Qur an surat Al Furqan ayat 2 dan surat Al Hadid ayat 22 :

وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَه تَقْدِيْرًا
Artinya : Dan Dia menciptakan segala sesuatu lalu menetapkan ukuran – ukurannya dengan tepat. (QS. Al Furqan :2)
مَااَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِي اْلاَرْضِ وَلاَفِي اَنْفُسِكُمْ اِلاَّ فِيْ كِتبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا

Artinya : Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya tertulis dalam kitab (lauh mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. QS. Al Hadid : 22)

2.  Arti Qada dan Qadar menurut Al Qur an
a.     Qada berarti ketetapan hukum Allah swt.
Firman Allah dalam Al Qur an surat Al Ahzab ayat 36 :

وَمَاكَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلاَمُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُوْلُه اَمْرًاانْ يَّكُوْنَ لَهُمُ اْلخَيْرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ

Artinya : Dan tidaklah pantas bagi laki – laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka … (QS. Al Ahzab : 33)

b.      Qadar berarti ukuran atau peraturan yang dicipta oleh Allah swt sebagai dasar dalam mengatur alam ini.
Firman Allah dalam surat Al Qamar ayat 49 :

اِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنه بِقَدَرٍ

Artinya : Sungguh  Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (QS. Al Qamar :49)
Pada ayat yang lain firman Allah dalan surat Al A’la ayat : 3 :

وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدى

Artinya Yang menentukan kadar (masing – masing) dan memberi petunjuk … (QS. Al A’la : 3)
Dengan memahami arti qada dan qadar, kita dapat mengerti bahwa iman kepada qada dan qadar berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala yang ada di dunia ini terjadi menurut kekuasaan dan kehendak Allah swt dan sesuai aturan yang dicipta-Nya. Jika pemahaman terhadap rukun Islam yang keenam ini tidak hati – hati, tidak dilandasi dengan iman, serta ilmu yang benar, hal tersebut dapat menjerumuskan manusia kepada pola dan sikap hidup yang salah. Mereka salah dalam memahami kata taqdir. Mereka beranggapan bahwa segala nasib manusia, baik atau buruk, muslim atau kafir seseorang telah ditetapkan secara pasti oleh Allah swt. Oleh karena itu, kita perlu memahami arti qada dan qadar menurut ayat – ayat Al Qur an.
Takdir adalah pengetahuan Allah tentang segala sesuatu, termasuk segala sesuatu yang hendak Dia ciptakan atau segala sesuatu yang akan Dia jadikan pada seluruh makhluk, seluruh alam, seluruh kejadian dan segala sesuatu, serta ketentuan mengenai hal itu dan penulisannya pada Lauh Mahfuzh (papan yang terpelihara) dan takdir merupakan rahasia Allah tentang makhluk-Nya yang tidak bisa diketahui oleh malaikat terdekat maupun nabi yang diutus.
Semua yang ada di _alam ini telah diatur oleh Allah swt. Dan menurut ukuran atau aturan yang dikehendaki-Nya. Aturan atau ukuran yang diciptakan oleh Allah swt untuk mengatur alam semesta ini disebut sunnatullah atau hukum alam.Di dalam peraturan tersebut ada hubungan sebab akibat. Setelah memahami ayat – ayat Al Qur an di atas, dapat diambil pengertian iman kepada taqdir. Beriman kepada taqdir berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala yang ada di dunia ini terjadi menurut kekuasaan dan kehendak-Nya yang di dalam ada hubungan sebab akibat.

 Iman kepada takdir mengandung 4 (empat ) hal :
1.    Percaya bahwa Allah mengetahui segala sesuatu secara global maupun rinci, baik yang berkaitan dengan perbuatan-Nya sendiri maupun yang berkaitan dengan seluruh makhluk-Nya
Qs. Ath Thalaq :12

اللهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الاْٰرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْماً

 “ Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya pengetahuan Allah benar-benar meliputi segala Sesutu”.
2.    Percaya bahwa Allah telah menulis ukuran-ukuran segala sesuatu pada Lauh Mahfuzh
Qs. Al Hajj :70

أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاء وَالاْٰرْضِ إِنَّ ذٰلِكَ فِي كِتَابٍ إِنَّ ذٰلِكَ عَلٰى اللهِ يَسِيرٌ

 “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Sesungguhnya yang demikian itu terdapat di dalam sebuah Kitab(Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash Berkata: “ Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda :
كَتَبَ اللهُ مُقَدِيْرِالْخلاَ ئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَْرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ قَالَ وَعَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ

 “Allah telah menulis kadar-kadar para makhluk pada 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi”. Beliau bersabda :”Dan ArsyNya berada diatas air”.
3.    Meyakini bahwa alam raya tidak akan terjadi kecuali dengan kehendak dan kemauan Allah
Qs. Al Qashash 68

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ

“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan Dia pilih”.

هُوَ الَّذِي يُصَوِّرُكُمْ فِي الأَرْحَامِ كَيْفَ يَشَاءُ

''Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya.'' (Ali Imran:6).
      Adapun yang berhubungan dengan perbuatan hamba-Nya, Allah berfirman

وَلَوْ شَاء رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

  ''Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah 
 mereka dan apa yang mereka ada-adakan.''(Al-An'am:112).
4.    Beriman bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu.
Qs. AlQamar : 49

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

 “ Dan Allah menciptakan kamu dan juga apa yang kamu kerjakan”.


Kewajiban Beriman kepada Qada dan Qadar
Setiap muslim dan muslimat wajib beriman kepada qada dan qadar Allah swt. Pengingkaran terhadap adanya qada dan qadar berarti sikap kafir. Rasulullah saw bersabda yang artinya :
“ Tidaklah beriman seseorang sebelum ia beriman kepada qada dan qadar yang baik maupun yang buruk. Dan tidaklah ia beriman sebelum mengetahui bahwa sesungguhnya apa saja yang sudah dipastikan akan menimpanya tentu tidak akan meleset darinya. Dan sesungguhnya apa saja yang dipastikan meleset dari dirinya pasti tidak akan menimpanya.”  (HR. At Tirmizi dari Jabir)

Hadis di atas menjelaskan bahwa pengakuan iman seseorang tidak diterima Allah apabila :
1.    Tidak beriman kepada qada dan qadar (taqdir) Allah dan
2.    Belum meyakini bahwa segala yang dikehendaki Allah (baik tertimpa sesuatu maupun terhindar dari sesuatu) pasti itulah yang terjadi.

Dengan kata lain bahwa untung maupun ruginya seseorang hanya ada pada kekuasaan dan kehendak Allah swt.

Berhujjah dengan Takdir
Ada dua macam perkara yang ditakdirkan dan diputuskan oleh Allah terhadap manusia :

1.        Apa yang diputuskan dan ditakdirkan oleh Allah berupa pekerjaan dan hal-ihwal yang berada di luar kemauan manusia, baik hal-hal yang ada pada dirinya maupun hal-hal yang menimpanya tanpa ikhtiar (pilihan) darinya, terkadang merupakan hukuman bagi yang bersangkutan, terkadang merupakan ujian baginya dan terkadang pula merupakan pengangkat derajatnya).
Qs. Al-Hadid : 22
مَا أَصَابَ مِنْ مُّصِيبَةٍ فِي الاْٰرْضِ وَلاَ فِي أَنفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذٰلِكَ عَلٰى اللهِ يَسِيرٌ
“ Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis di dalam Kitab(Lauh Mahfudz) sebelum Kami menciptakanya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.

2.        Apa yang diputuskan dan ditakdirkan oleh Allah berupa perbuatan-perbuatan yang bisa dikuasai dan dilakukan oleh manusia dengan apa yang diberikan Allah kepadanya, berupa akal, kemampuan dan ikhtiar

Perbuatan-perbuatan semacam itu akan menjadi tanggung jawab manusia di dalam hisab (perhitungan amal) dan menjadi dasar pemberian pahala dan hukuman kepada yang bersangkutan. Karena Allah telah :
a.         Mengutus para Rasul
b.         Menurunkan kitab-kitab suci
c.         Menerangkan yang benar dan yang bathil
d.         Menganjurkan memilih iman dan ketaatan
e.         Memperingatkan agar menjauhi kufur dan kemaksiatan
f.           Membekali manusia dengan akal dan memberinya kemampuan ikhtiar (memilih).
Hubungan antara Qada, Qadar dan Ikhtiar
Iman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya.
Ikhtiar
 Manusia sering tak mampu mengelak atau menghindari suatu peristiwa, misalnya :
1.      Mau atau tidak mau menusia pasti mati.
2.     Ketika kita sedang tidur nyenyak, tiba – tiba kejatuhan puing – puing pesawat terbang   sehingga tewas seketika.
3.       Kita sedang membeli makanan di warung, tiba – tiba  sebuah bus menerjang warung sehingga warung hancur dan kita mati seketika.
Pada saat yang lain seorang siswa mengalami suatu peristiwa misalnya:
1.        Seorang siswa dapat mencapai prestasi yang bagus karena rajin belajar.
2.        Seorang siswa memiliki uang yang banyak karena rajin menabung.
3.        Seorang siswa rajin berolahraga, terjamin gizinya, dan cukup istirahat sehingga tubuhnya sehat.

Tiga peristiwa pertama di atas menunjukkan bahwa manusia diberi kesempatan untuk berusaha. Mereka harus menjalani peristiwa tersebut. Sebaliknya, tiga peristiwa di bawahnya menunjukkan bahwa manusia harus berusaha. Keberhasilannya banyak dipengaruhi kadar usaha yang dilakukan. Dengan demikian dalam kenyataan hidup ini ada sesuatu yang tidak dapat diusahakan manusia dan ada pula sesuatu yang tergantung dari usaha manusia.

taqdir ada dua macam yaitu taqdir mubram dan mu’allaq .
a.        Taqdir Mubram
 Taqdir mubram adalah taqdir yang tidak dapat berubah karena kemauan atau usaha manusia. Contohnya adalah soal kapan ajal manusia datang, jika ajal seseorang telah tiba, maka dia tidak mungkin manundanya. Ketika Allah menghendaki ia meninggal saat itu, maka saat itu pula ia akan meninggal. Contoh lainnya adalah nasib manusia,lahir, jodoh dan rezekinya, terjadinya kiamat, dan lain-lain.

b.        Taqdir Mu’allaq
Taqdir mu’allaq adalah taqdir yang dapat berubah karena adanya usaha yang dilakukan manusia. Contohnya keadaan manusia semula melarat menjadi kecukupan karena usaha manusia, semula belum tahu menjadi tahu karena berusaha belajar, dan semula sakit menjadi sehat karena berusaha berobat

perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap qada dan qadar
Adapun perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap qada dan qadar Allah swt antara lain :
1.        Melatih diri sendiri untuk pandai – pandai mensyukuri nikmat Allah.
2.        Mendidik diri untuk ikhlas menerima kenyataan hidup dengan hati sabar dan tabah.
3.        Cukup  tenang dalam hidup ini, tidak mudah terpengaruh lingkungan.
4.        Berusaha untuk dapat mengendalikan diri (tidak bersikap sombong) saat berhasil usahanya. Karena sadar bahwa keberhasilan usahanya tidak terlepas dari kehendak Allah swt.
5.        Melatih diri untuk sabar dan tabah apabila usahanya belum berhasil seperti yang  diharapkan.
6.        Senantiasa berprasangka baik kepada Allah swt ketika menghadapi kesulitan hidup.
7.        Selalu meyakini bahwa semua yang dialami manusia (baik menyenangkan maupun menyusahkan) adalah ujian dari Allah swt.
8.        Yakin bahwa di balik suatu peristiwa yang kurang menyenangkan pasti ada hikmahnya (bagi orang yang mampu mengambil hikmahnya)

Ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada qadha qadar Allah
Ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada qadha qadar Allah adalah :
1.      Bersikap Tawadlu’ kepada Kebesaran Allah swt
Allah swt berfirman dalam surat Al Kahfi ayat 7 :
اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى اْلاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلاً
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya. (QS. Al Kahfi : 7)
2.      Tabah Hati dalam menghadapi Musibah
3.   Ridha terhadap Takdir :
1.      Ridha terhadap ketaatan, merupakan sesuatu yang diperintahkan.
2.      Ridha terhadap musibah, merupakan sesuatu yang diperintahkan, baik bersifat anjuran maupun kewajiban.
3.      Ridha untuk menjauhi kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.
4.   Banyak bersyukur dan bersabar
5.   Jauh dari sifat sombong dan putus asa
6.   Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
7.      Berani qanaah (rela menerima kenyataan hidup yang dialami dengan ikhlas).
8.      Berani menghadapi persoalan hidup karena yakin semuanya yang dialami ujian dari Allah swt.
9.      Memiliki keberanian dalam berjuang menegakkan Islam karena yakin bahwa hidup dan    mati ada pada kuasa Allah swt.
10.  Memiliki jiwa yang tenang, tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik.
11.  Mampu mengendalikan dirinya di saat suka maupun duka. Tidak mudah bangga jika usahanya berhasil, tidak mudah lemah semangat apabila usahanya belum berhasil.